PKB XXXVI TAHUN 2014, SANGITA MREDANGGA TUTUP TAMPILAN SENIMAN JEMBRANA

Sanggar Sangita Mredangga Desa Batuagung Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana dengan Gong Kebyar Dewasanya, menjadi pamungkas sekaligus menutup penampilan seniman-seniman Jembrana dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke 36 Tahun 2014 di Ardha Candra Taman Budaya Denpasar. Sejak dibukanya PKB ke 36 oleh Presiden SBY, sejumlah kesenian Jembrana tampil di sejumlah panggung di Ardha Candra.

Sanggar Sangita Mredangga, Kamis (10/7) malam tampil dalam parade Gong Kebyar Dewasa bersanding dengan Sekaa Gong Kebyar Dewasa Iswaram ( Ikatan Seniman Warga Karangasem) di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar. Parade Gong Kebyar Dewasa tersebut disaksikan Bupati Jembrana I Putu Artha bersama istrinya Ni Kade Ari Sugianti dan istri Wakil Bupati Jembrana Ani Setiawarini Kembang, termasuk Sekda Jembrana Gede Gunadnya, Asisten dan sejumlah Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Jembrana.

Penampilan perdana dalam parade Gong Kebyar Dewasa malam itu dilakukan oleh Iswaram dengan mempertunjukkan tabuh lelambatan berjudul Ugra Wetan. Tampilan dari kumpulan seniman asal Karangasem yang kebanyakan tinggal di Denpasar ini, membuat penonton hening mendengarkan gemerincing suara bilah-bilah daun gong kebyar yang ditabuh. Tepuk tangan penonton pun menyeruak ketika tabuh Ugra Wetan ditutup. Selain menampilkan tabuh lelambatan, Iswaram juga memperlihatkan Tari Kreasi yang oleh penciptanya Adigunawan diberi judul Cita Nirbana. Iswaram juga membawakan Sandya Gita yang diiringi dengan Gong Kebyar. Sandya Gita dengan judul Kulkul Kubu 2011 berkolaborasi cukup apik dengan Gong Kebyar. Kulkul Kubu 2011 sejatinya merupakan lagu kebangsaan Gong Kebyar Karangasem, yang selalu tampil disetiap ajang PKB. Di bagian akhir dari penampilannya, Iswaram mempetontokan sebuah tarian Mageret Pandan yang diambil dari budaya tradisi masyarakat Karangasem. Seluruh tampilan Iswaram mendapat sambutan hangat penonton yang memenuhi panggung terbuka Ardha Candra.

Sementara itu Sanggar Sangita Mredangga yang dimotori Ida Bagus Sulinggih tidak mau kalah dengan penampilan Iswaram. Sangita Mredangga membuka tampilannya dengan tabuh lelambatan dengan judul Gentuh, yang menurut penciptanya terinspirasi dari peristiwa kehidupan di sungai yang bernama Jro Pangentuh di Desa Batuagung. Selain suara gong yang memukau, penabuhnya pun menunjukkan tarian menyerupai air mengalir sambil menabuh. Selain itu, Sangita Mredangga juga menampilkan tari kreasi yang cukup unik berjudul Mebat. Tari kreasi Mebat karya Agu Onet dan Kadek Arya Parjana ini, membuat penonton tertawa karena tata tarinya yang lucu. Bila Iswaran menampilkan Sandya Gita Kulkul Kubu 2011, Sangita Mredangga justru menampilkan karya baru dengan judul Tani Tune, sebuah nyanyian yang menceritakan kehidupan petani yang lugu dan pasrah dengan nasib.

Parade Gong Kebyar Dewasa malam itu, ditutup oleh Sanggar Sangita Mredangga dengan menampilkan fragmentari Makepung. Sebuah tradisi dan budaya adiluhung masyarakat Jembrana yang berasal dari daerah agraris dan kehidupan pertanian masyarakat Jembrana. Makepung yang berupa pacuan kerbau antara blok Ijogading Timur dengan Ijogading Barat tampil sangat menarik di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar. Sebagai tradisi dan budaya yang telah membumi dank has bagi masyarakat Jembrana, Makepung juga telah diakui oleh Mendiknas sebagai Warisan Budaya Nasional. (02.hmj).

Kembali