MOS HARI PERTAMA, ARTHA MINTA JAUHI PERPLONCOAN

Ribuan siswa SMA/SMK dan SMP se-Jembrana mengikuti masa orientasi siswa (MOS) hari pertama, rabu(16/7). Pelaksanaan hari pertama dipusatkan di GOR Krsna Jvara Jembrana dan dibuka oleh Bupati Jembrana I Putu Artha secara simbolis dengan pemukulan gong. Turut hadir dalam acara itu Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, Wakapolres Jembrana Kompol Hagnyono serta Kadis Dikporaparbud Nengah Alit.

Acara diawali dengan penampilan tari Gargita Yowana yang dibawakan secara apik oleh sekeha jegog siswa SMPN 4 Mendoyo. Selanjutnya perkenalan ekstrakurikuler masing-masing sekolah seperti pramuka, senam SKJ , baris berbaris serta seni suara(menyanyi) dan materi disiplin lalu lintas dari kepolisian Selanjutnya juga diserahkan buku pelajaran bagi siswa miskin serta buku tentang peraturan berlalu lintas dari kepolisian yang diterima kepala sekolah masing-masing.

Dalam laporan Kepala Dinas Dikporaparbud Jembrana mengatakan untuk tahun ini peserta MOS di Jembrana diikuti oleh 3651 siswa SMP. 1881 SMA dan 1689 siswa asal SMK. Tema yang dipilih untuk pelaksanaan MOS tahun ini adalah pelaksanaan MOS yang berbudaya untuk menghasilkan generasi unggul dan berkarakter. Lebih lanjut Alit mengatakan, pelaksanaan MOS ini masih merupakan rangkaian penerimaan siswa baru yang diJembrana berlangsung dari tanggal 19 juni- 4 juli 2014. “ Seluruh siswa yang hendak masuk kesekolah baru mesti ikut seleksi yang jenisnya ada empat. Pertama berdasarkan nilai UN, kedua ujian sekolah terkordinasi, ketiga berdasarkan prestasi akademik siswa serta keempat melalui jalur siswa miskin,”papar Alit.

Bupati Artha berharap pelaksanaan MOS di Jembrana menjauhi perploncoan serta kasus-kasus kekerasan. MOS diharapkan lebih mengedepankan pendidikan seni dan budaya serta mengedapankan dialog bilamana terjadi permasalahan. “ MOS sebagai media perkenalan siswa baru terhadap lingkungan sekolahnya diharapkan berjalan dengan damai ,tertib dan mampu melahirkan generasi muda yang tangguh, berprestasi dan mengedapankan musyawarah. Cara-cara kekerasan sudah tidak dipakai lagi apalagi cuma penyaluran dendam senior kepada junior tapi lebih banyak pendidikan moral,karakter dan budaya, “cetus Artha. (abhi/Humas Jembrana)

Kembali