DOAKAN KESELAMATAN JEMBRANA, BUPATI ARTHA TANGKIL DI TIGA PURA

Bupati Jembrana I Putu Artha bersama istrinya Kade Ari Sugianti Artha dan sejumlah pejabat Pemkab Jembrana seperti Sekda Gede Gunadnya, Asisten Ketataprajaan Made Sudiada dan Kepala SKPD lainnya, Selasa (2/6) melakukan persembahyangan di tiga pura yaitu Pura Pulaki dan Pura Pucak Bukit Sinunggal di Kabupaten Buleleng serta Pura Pucak Panulisan di Kabupaten Bangli.

Persembahyangan tersebut dilakukan untuk mendoakan Kabupaten Jembrana agar senantiasa diberikan keselamatan dan Pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan selamat. Selain itu persembahyangan bersama di tiga pura kahyangan jagat itu juga dilakukan untuk memohon kepada Hyang Widhi dan Ida Bhatara yang berstana di pura tersebut agar dikaruniai keselamatan dan kesuksesan terhadapm proses dan tahapan pelaksanaan Pemilukada Jembrana yang akan jatuh pada tanggal 9 Desember 2015 nanti.

Setiap pura yang didatangi Bupati Artha memiliki keunikan tersendiri. Saat tiba di Pura Pulaki rombongan Bupati Artha disambut puluhan kera yang turun dari bukit seperti hendak mencari makanan, kera-kera tersebut berloncatan dari satu sanggah ke sanggah yang lain. Namun saat persembahyangan dilakukan puluhan kera tersebut kembali ke bukit seolah memberikan kesempatan untuk melakukan persembahnyangan.

Sementara itu untuk mencari Pura Pucak Bukit Sinunggal rombongan Bupati Artha harus menjajal jalan bertangga dan menanjak. Kurang lebih 70 tangga harus dilalui untuk menuju Pura tersebut. Keasrian Pura Pucak Bukit Sinunggal membawa ketenangan dan kekhyusukan dalam melakukan persembahyangan.

Sedangkan di Pura Pucak Panulisan Bangli, rombongan Bupati Artha disambut oleh kabut tebal dan suhu yang dingin. Begitu memasuki area utama Pura Pucak Panulisan, terdapat puluhan arca dan patung batu yang berwujud dewa maupun ukiran kuno. Arca dan patung batu tersebut merupakan peninggalan bersejarah pada zaman kerajaan Bali. Tata letak dan bangunan pura Pucak Panulisan juga berbeda dengan pura-pura pada umumnya. Bangunan sucinya seluruhnya berupa gedong.

Kondisi tersebut membuat persembahnyangan Bupati Artha dan rombongan berjalan makin khyusuk dan aura anugerahNya benar-benar terasa, meskipun sempat terjadi hujan gerimis di Pura Pucak Panulisan tidak menghentikan pelaksanaan persembahyangan. (02.hmj).

Kembali