BUPATI ARTHA : HILANGKAN KESAN SENGGOL KUMUH

Bupati Jembrana I Putu Artha , selasa malam (23/6) meresmikan pemanfaatan pasar senggol yang berlokasi di sebelah barat pasar Melaya.Bangunan senilai Rp 660 juta yang pembiayaannya bersumber dari APBD Jembrana tahun 2014 dan 2015 diharapkan mampu menampung masyrakat sekitar yang tertarik berbisnis kuliner, dan menghilangkan kesan kumuh.

Selain itu dirinya sengaja menata tampilan fisik pasar sedemikian rupa sehingga bisa menyaingi pasar modern, dimana senggol ini dibangun tanah seluar 14 are, dengan luas bangunan 189 M2, dengan atap kontruksi baja ringan, dengan lantai keramik, dimana setiap pedagang ditata dipinggir bangunan, dengan etalase yang terbuat dari kaca, yang ditata dengan sedemikian rupa dibagian tengah ada beberapa meja dan tempat duduk yang terbuat dari kayu, serta masing masing pedagang mendapat fasilitas wastafel, dengan 2 keran air, yang ditata dengan apik, sehingga kesanya bersih dan nyaman buat pengunjung. “ Kita ingin hapus kesan pasar senggol yang jorok , kumuh tapi berubah menjadi bersih dan tertata dengan tidak meninggalkan ciri tradisionalnya,”cetusnya.

Selain itu diharapkannya menu makan minum yang yang dijual lebih banyak makanan tradisional dan menghadirkan potensi asli daerah.” Jembrana sangat kaya akan menu asli tradisional. Seperti betutu, lawar kelungah,lontong serapah, jukut ares serta berbagai jajanan Bali. Sehingga pasar ini sesuai namanya benar-benar berupa pasar senggol dengan segala kekhasan menu yang ditawarkan, “papar Artha.

Saat ini Artha menilai persaingan usaha sejenis cukup ketat dengan kemunculan supermarket, restoran siap saji serta beberapa rumah makan yang telah memiliki nama. Karena itulah pasar tradisional mesti berbenah, melayani konsumen dengan sebaik-baiknya dan tentu saja menjaga kebersihan dan kerapihan. Apabila terkendala modal bisa memanfaatkan pinjaman LPD yang telah difasilitasi oleh desa adat setempat.

Sementara itu Kepala Dinas Perindagkop Jembrana I Made Yasa mengatakan pasar senggol ini mampu mengakomodir 19 pedagang dimana 13 dari mereka menempati los serta sisanya berjualan dihalaman pasar dengan menggunakan tenda. Dirinya mengakui animo masyarakat setempat saat sosialisasi yang dilakukan bersama desa adat cukup tinggi. Namun karena keterbatasan lahan tidak bisa menampung semuanya. Dinasnya juga sudah secara tegas mewanti-wanti kepada pedagang terpilih agar memanfaatkan fasilitas sebaik-baiknya serta tidak memperjual belikan lapak.

Turut menghadiri acara peresmian ini sekda Jembrana I Gede Gunadnya, beberapa anggota DPRD Jembrana dapil Melaya serta pejabat SKPD dilingkup pemkab Jembrana. (abhi/humas Jembrana)/ IT Jembrana

Kembali