DIMERIAHKAN JANGER HUJAN ABU, BUPATI ARTHA RESMIKAN BALE LINGKUNGAN/BANJAR MENEGA.

JEMBRANA-Perbaikan seluruh balebanjar atau bale lingkungan ditingkat banjar/lingkungan se Kabupaten Jembrana mulai terwujud, terbukti dengan dipelaspas berikut diresmikannya pengunaan Bale Lingkungan Menega diKelurahan Dauhwaru Rabu (24/6) Peresmian yang dirangkai pengukuhan Kelian Adat setempat , diawali upacara pemalaspas dan pecaruan. Ikut ditampilkan kesenian Janger Hujan Abu, janger yang pemainnya berasal dari muda-mudi angkatan 70-an yang sukses mengocok perut undangan dan masyrakat yang hadir.

Peresmian bale banjar yang berdiri disebelah selatan pasar Jembrana dilakukan langsung Bupati Jembrana I Putu Artha. Turut disaksikan Ketua DPRD Jembrana Ketut Sugiasa, Majelis Alit, Forum Komunikasi Kecamatan Jembrana.

Pada kesempatan itu Bupati Artha mengatakan perbaikan kantor banjar/lingkungan merupakan salah satu program yang dicanangkannya setelah sebelumnya diawali dengan perbaikan kantor desa/kelurahan seJembrana sehingga seluruhnya memiliki standard yang sama dan berlantai dua. Untuk kantor desa/kelurahan dibantu Rp 150 juta sedangkan kantor lingkungan /banjar bervariasi dari 25- 75 juta, tergantung kondisi. “Pemerintah mulai tahun 2015 secara bertahap melakukan perbaikan terhadap fisik bangunan bale banjar/bale lingkungan , dan diprioritaskan bagi yang memang kondisinya sudah tak layak, demikian pula yang bale banjarnya rusak total ataupun yang sekedar direnovasi,”paparnya.

Pada kesempatan itu Artha tak lupa menyampaikan apresiasi terhadap semangat masyarakat dilingkungan Menega, atas gotong royong dan partisipasinya sehingga terwujudnya bale lingkungan / banjar ini, sekaligus diadakan pelaspas hingga digunakan. Artha juga menyampaikan terima kasih atas sumbangsih lahan bale lingkungan yang disumbangkan keluarga Puri Pacekan, yang juga sebagai krama dilingkungan ini . Artha berharap Bale lingkungan ini dipelihara dan jangan sampai pemanfaatannya disalah gunakan, kami tidak menginginkan bale banjar dijadikan arena tajen, mohon aparat dan masyarakat bersama –sama mengawasi, tandasnya.

Sementara Ketua panitia pembangunan dan pemelaspas Ketut Wik Semara Yasa, melaporkan pembangunan bale banjar menelan dana Rp 522 juta, selain berasal dari bantuan pemerintah sebesar 100 juta, juga donator serta iuran masyarakat dilingkungan Menega. Sedangkan lahan bale banjar seluas 15m x 10m sumbangan semeton puri pacekan. Kantor ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan adat dan dinas dari masyrakat Menega yang berjumlah 60 KK.Sedangkan upacara pemelaspas dipuput Ida pendada Griya Anom Batuagung. (abhi)/ IT Jembrana

Kembali