PUSPA MEKAR SUKSES PUKAU PENONTON ARDHA CANDRA

Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Mekar duta Kabupaten Jembrana tampil pada Pesta Kesenian Bali ke 37 di Stage Ardha Candra Art Centre. Sekaa asal desa baluk tersebut sukses memukau ribuan penonton yang memenuhi stage tersebut kemarin (25/6). Puspa Mekar tampil bersama Sekaa pendamping dari Sanggar Seni Saba Sari dari Desa Saba Blahbatuh Gianyar. Penampilan Sekaa Puspa Mekar disaksikan langsung oleh Bupati Jembrana I Putu Artha, Wabup Made Kembang Hartawan, Sekda Gde Gunadnya dan seluruh kepala SKPD Pemkab Jembrana bersama istri.

Puspa Mekar mengawali penampilan pertamanya dengan tabuh kreasi kekebyaran yang berjudul Sraya Kanti. Tembang tersebut menceritakan tentang ikatan dalam bentuk persahabatan, pertemanan, kekeluargaan. Dalam ikatan tersebut ada kalanya ada perasaan bahagia, sedih, dan bisa menjadi emosi yang tidak terkendali. Pada penampilan tersebut sekaa Puspa Mekar sempat mendapat applaus (tepuk tangan) meriah dari penonton dikarenakan permainan apiknya saat menggunakan alat instrument suling.

Seusai menampilkan tabuh Sraya Kanti, Puspa Mekar melanjutkan penampilannya dengan Tari Wiranata. Tari Wiranata menceritakan tentang gerak – gerik yang gagah perkasa dan keagungan dari seorang raja. Puspa Mekar kemudian melanjutkan penampilannya dengan tarian kreasi yang berjudul Surpanaka. Tari kreasi tersebut menceritakan seorang raksasi yang mempunyai tabiat buruk, yang merubah wujud menjadi seorang gadis cantik untuk menggoda Laksamana. Dan Laksamana pun mengetahui jati diri Surpanaka dan akhirnya memberi hukuman dengan memotong hidung Surpanaka.

Penampilan Puspa Mekar di tutup dengan penampilan fragmentari yang berjudul Cupu Manik Astagina. Fragmentari tersebut menceritakan tentang persaudaraan Arya Bang, Arya Kuning dan Dewi Anjani. Ketiganya memperebutkan Cupu Manik Astagina milik orang tuanya Rsi Gotama dan Diah Ratna Windradi. Perkelahian Arya Bang dan Arya Kuning mengakibatkan Cupu tersebut jatuh ke danau, dan air danau pun mengubah Arya Bang dan Arya Kuning menjadi kera yang bernama Subali dan Sugriwa.

Sedangkan Sanggar Seni Saba Sari dari Desa Saba Blahbatuh Gianyar pada kesempatan tersebut memainkan tabuh kreasi dan juga menampilkan beberapa tari tarian. Antara Tari Truna Jaya, Tari Kreasi Patih Jelantik dan Fragmentari yang berjudul Jatayu./ IT JEMBRANA

Kembali