BUPATI ARTHA LEPAS PENYU SISIK BERUSIA EMPAT TAHUN DAN 650 TUKIK KE HABITATNYA

Seekor penyu sisik yang telah berusia empat tahun Senin (20/7) pagi dilepas Bupati Jembrana I Putu Artha ke habitatnya dilaut bebas dari Pantai Perancak tempat dimana sebuah kelompok penangkar penyu Kurma Asih berada. Selain pelepasan penyu sisik ke alam bebas, sebanyak 650 ekor tukik juga dilepas ke habitatnya saat itu. Ke 650 ekor tukik tersebut terdiri dari dua jenis penyu yaitu penyu sisik dan penyu lekang yang baru berusia dua minggu.

Hal tersebut dilakukan Bupati Artha sebagai wujud nyata kepedulian dirinya terhadap pelestarian lingkungan khusus satwa langka penyu yang dilindungi undang-undang. Menurutnya kelangkaan satwa penyu dikarenakan daya hidupnya untuk menjadi penyu dewasa sangat sulit. “ Kalau sudah berada di tengah laut, kita tidak akan mungkin bisa memeliharanya lagi, katanya dari 1000 yang diepas kemungkinan hidupnya hanya satu atau 1000 berbanding satu “ kata Artha. Meski begitu menurutnya, pelepasan penyu dan tukik yang dilakukannya ini, harinya sudah baik. Karena berada diantara hari raya atau hari suci. “ Saya berharap dan berdoa sebutan 1000 banding satu bisa berubah menjadi 1000 berbanding 50 “ harap Artha.

Bupati Artha memberikan dukungan penuh terhadap upaya Kelompok Kurma Asih yang telah melakukan pelestarian satwa sejak tahun 1997 lalu. “ Mereka ini sudah sangat luar biasa perannya dalam melestarikan penyu, dukungan pemerintah saja tidak cukup, diperlukan dukungan pihak swasta untuk membantu pengelolaan penangkaran “ kata Artha. Ia menjelaskan, sejak tahun 2012 Pemerintah Pusat tidak memperbolehkan lagi Pemkab membantu kelompok masyarakat secara berturut-turut. Persoalan tersebut menurut Bupati harus dicarikan jalan keluar, agar operasional pelestari penyu bisa tetap berjalan. “ SKPD terkait seperti Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kelautan supaya membuat kegiatan konservasi dalam programnya “ terang Artha. Ditambahkannya selain melestarikan satwa langka penyu, penangkaran ini juga menjadi salah satu obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan.

Sementara itu Ketua Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih Desa Perancak I Wayan Anom Astikajaya menyebutkan, sejak berdirinya kelompok Kurma Asih tahun 1997 lalu hingga saat ini sudah berhasil melepaskan tukik mencapai 50 ribu ekor ke habitatnya dilaut. Meski begitu dari 1000 telur yang ditetaskan disisakan sebanyak 5 ekor untuk keperluan edukasi. Karena hampir setiap minggu ada saja yang datang untuk memperoleh informasi tentan penyu. “ Disini hanya penangkaran, bukan pemeliharaan. Begitu menetas dua minggunya sudah harus dilepas ke habitatnya “ terang Anom. Dalam melakukan penangkaran pihaknya masih terkendala biaya operasional, sebab setiap orang yang menemukan telor penyu dan menyerahkan ke penangkaran harus diberi ongkos transport yang nilainya mencapai Rp. 100 ribu setiap sarang. “ Pemberian uang transport itu dilakukan untuk mencegah penjualan telor penyu ke pasar “ jelasnya.
Anom berkeyakinan dengan kepedulian Bupati Artha, akan ada jalan keluar untuk mengatasi masalahnya. Pelepasan ratusan tukik tersebut juga diikuti oleh sejumlah Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana bersama masyarakat sekitar kelompok Kurma Asih. (abhi.hmj)

Kembali