MAKEPUNG BUPATI CUP, HADAPI TANTANGAN SIRKUIT BERLUMPUR

Sebagai rangkaian dari pelaksaan Jembrana Festival (J.Fest) 2016 Lomba Makepung memperebutkan Piala Bergilir Bupati Jembrana kembali digelar di Sirkuit Satya Jayanti Desa Tuwed Kecamatan Melaya, Jembrana Minggu (14/8) pagi. Perlombaan tradisi khas Jembrana antar dua blok yakni Ijogading Barat dan Ijogadimg Timur kali ini menghadapi tantangan sirkuit yang berlumpur. Pasalnya, sehari menjelang Makepung berlangsung, Jembrana termasuk lokasi sirkuit diguyur hujan deras. Di lokasi start bahkan kondisi lumpurnya cukup dalam dan becek. Akibatnya kereta maupun kusirnya harus rela dikotori oleh lumpur.

Sirkuit berlumpur ternyata cukup mempengaruhi kecepatan kerbau berlari, selain karena lumpurnya melekat di roda kereta, sirkuitnya pun menjadi licin. Sirkuit berlumpur nampaknya menjadi tantantangan tersendiri bagi kedua blok. Mereka ( Ijogading Barat dan Ijogading Timur) tetap menunjukkan perlawanan dihadapan ratusan penonton di kiri kanan sirkuit. Bahkan skor yang dikumpulkan oleh kedua blok saling salip menyalip untuk meraih skor tertinggi. Hingga memasuki babak final, skornya masih bersaing ketat. Pada akhirnya Pakepung Blok Ijogading Barat unggul satu point dari Pakepung Blok Ijogading Timur dengan skor 28 : 27.

Bupati Jembrana I Putu Artha pun kemudian menyerahkan pialanya kepada blok Ijogading Barat ditengah-tengah sirkuit didampingi Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, Wakapolres Jembrana Kompol Anak Agung Gede Rai Laba, Kasdim 1617 Jembrana Mayor Inf. Nanang Sulistyo, Sekda Jembrana Gede Gunadnya dan sejumlah pejabat lainnya. Bupati Artha menyebutkan, Makepung adalah atraksi yang luar biasa tidak saja bagi masyarakat Jembrana tetapi juga bagi wisatawan asing yang secara khusus datang ke Jembrana untuk menyaksikan balapan kerbau. Pasalnya jumlah pasangan kerbau terus meningkat dan tidak pernah sepi penonton, meskipun kondisi sirkuitnya berlumpur. Selain itu juara bukan menjadi tujuan utamanya, tetapi yang lebih penting dari kejuaraan adalah pelestarian tradisi.

Seperti diketahui, jika dibandingkan dengan hadiahnya, biaya yang dikeluarkan untuk merawat, berlatih, pakan kerbau hingga akomodasinya tentu tidak sebanding. Tetapi karena sudah menjadi kegemaran dan hiburan, maka para penggemar Makepung tidak pernah menghitung dan membandingkan dengan apa yang akan diperolehnya. Hal ini pula yang membuat Bupati Artha bangga dengan sekaa Makepung yang makin eksis dalam menjaga tradisi Makepung. (02.hmj).



Kembali