DUKUNG KETAHANAN PANGAN , GELAR PELATIHAN HIDROPONIK

Jembrana - Mendukung pencapaian ketahanan pangan, Dinas Pertanian Pangan Jembrana menggelar pelatihan hidroponik, di Jembrana, Kamis - Jumat (13- 14/6). Sistem pertanian dengan pola Hidroponik , telah lama dikenal cocok untuk lahan pekarangan yang sempit terutama daerah-daerah perkotaan. Pelatihan diikuti 20 orang yang berasal dari unsur PPL di Dinas Pertanian Pangan serta masyarakat umum.

Menurut Made Sedana selaku narasumber , hidroponik tergolong sistem pertanian moderen , namun sudah lama dikenal. Namun di Jembrana masih belum terlalu familiar menerapkan sistem ini.

“Jadi dengan adanya hidroponik ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing, ketercukupan pangan utamanya di masyarakat perkotaan yang umumnya memiliki lahan sempit. Dengan lahan selebar 1, 5 meter saja , sudah bisa bercocok tanam metode hidroponik. Hasilnya pun lumayan bisa mencukupi kebutuhan sayur-sayuran rumah tangga selama seminggu kedepan,”terang Sedana.

Dijelaskannya bertanam hidroponik sebenarnya tidak terlalu sulit. Beberapa unsur pokok yang dibutuhkan tanaman hidroponik antara lain , cukup sinar matahari, air, nutrisi,oksigen/sirkulasi udara, suhu dan media pemegang perakaran. Instalasi hidroponik bisa dibuat dari pipa maupun bambu. Sedangkan media tanamnya bisa memanfaatkan arang sekam, sabut kelapa, pasir ataupun rockwool. “ Kali ini ( pelatihan) kita cobakan media rockwool karena lebih mudah dan praktis,”ujar Sedana.

Beberapa benih sayuran yang mendukung pola tanam hidroponik antara lain pocai, kangkung, sayur hijau maupun selada.

Sementara Kabid Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Jembrana, I Gede Martika Winaya berharap melalui pelatihan ini lebih banyak lagi masyarakat yang memiliki keterampilan dan wawasan berhidroponik. Keterampilan itu sekaligus diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan yang digagas pemerintah. Minimal untuk konsumsi dirumah tangga. “ Saya kira cocok diterapkan dirumah tangga khususnya diperkotaan yang minim lahan. Tanaman hasil hidroponik juga sehat, aman dikonsumsi karena tanpa pestisida. Kami juga siap fasilitasi masyarakat atau kelompok yang ingin lebih jauh mengenal cara bercocok tanam seperti ini, ”jelasnya.

Kembali