Program BCS Dorong Kembangkan Ekonomi Kreatif Berbasis Banjar

Jembrana- Pemerintah Kabupaten Jembrana di bawah kepemimpinan Bupati I Nengah Tamba dan Wakil IGN Patriana krisna berkomitmen dalam mencetak sebanyak-banyaknya entrepeneure-entrepeure muda yang berkecimpung dalam dunia industri ekonomi kreatif. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu diperlukan kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman saat ini.

Salah satu wadahnya yaitu melalui program BCS (Banjar Creative Space) yang kini hadir di Jembrana. Kick off (peluncuran) Program BCS di Jembrana, secara resmi dilakukan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Gede Sujana yang dalam kapasitasnya mewakili Bupati Jembrana I Nengah Tamba di Anjungan Cerdas Rambut Siwi, Selasa (29/3/2022).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Chief Operating Officer (COO) Banjar Creative Space (BCS) yang sekaligus ketua STMIK Primakara Made Artana, Wakil Ketua DPRD Jembrana yang juga sebagai Ketua pembina banjar kreatif yeh Buah I Wayan Suardika, Camat Mendoyo serta komunitas kreatif dari banjar Bilukpoh dan Banjar Adat yeh Buah.

Chief Operating Officer (COO) Banjar Creative Space (BCS) Made Artana mengatakan Program Banjar Creative Space (BCS) menjadi wadah insan kreatif dari banjar untuk mendorong lahirnya berbagai produk kreatif dan menggerakkan ekonomi kreatif dari banjar. Ditambahnya, bahwa keberadaan program BCS ini didukung penuh oleh Menteri BUMN Erick Thohir melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina. BCS dirancang menjadi strategi pengembangan potensi berbasis masyarakat Bali yang simpul utamanya berada di banjar-banjar.

“Dari 11 banjar di sembilan kabupaten/kota di Bali, di Kabupaten Jembrana memperoleh 2 banjar yang menjadi pilot project program BCS yaitu di Banjar Bilukpoh dan Banjar Adat Yeh buah. Nantinya dalam perjalanannya program BCS di banjar yang menjadi role model ini akan diisi berbagai kegiatan kreatif salah satunya workshop dengan beragam materi yang diisi trainer-trainer yang berkompeten dibidang industri ekonomi kreatif ,” ujarnya.

Lebih lanjut Made Artana yang juga sebagai Ketua STMIK Primakara menuturkan terdapat sejumlah workshop yang dilaksanakan dalam program BCS ini yaitu pertama workshop digital marketing sehingga bisa memasarkan produk-produk UMKM secara online dan di berbagai platform digital. Kemudian workshop Lightning Decision Jam (LDJ), dimana LDJ merupakan salah satu tool yang diperutuhkan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dalam sebuah team.

Ada pula workshop terkait pengembangan produk atau product development. “Yang kami berikan adalah pengembangan produk yang jadi potensi dikembangkan berdasarkan kekuatan (strenghtness) banjar. Kami fokuskan supaya dapat hal itu,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Gede Sujana yang dalam kapasitasnya mewakili Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan program BCS (Banjar Creative Space).

“Melalui program ini, Banjar bukan hanya sebagai tempat atau space warga untuk berkumpul dan menjalankan adat-tradisi dresta yangg berjalan, tapi menjadi simpul kreativitas secara berkelanjutan. Terutama di era digital, Banjar bisa menjadi wadah untuk menyiapkan talenta-talenta digital yang bisa kreatif berselancar di era internet of things, menghasilkan produk-produk unggulan untuk memperkuat kesejahteraan warga Banjar,” ucapnya.

Terakhir, kepada seluruh peserta, Gede Sujana berharap dapat mengikuti workshop ini dengan baik dan serius sehingga dapat memberika impact (dampak) yang postif dalam pengembangan usahanya. “Saya sangat mengapresiasi sekali pelaksanaan kegiatan ini. Sekali lagi, pemerintah daerah terus mendorong lahirnya entrepeneure-entrepeure muda yang berkecimpung dalam dunia industri ekonomi kreatif yang mengedepankan daya kreatifitas sesuai kebutuhan dan pekembangan jaman, yang nantinya akan berpengaruh secara langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Kembali