Insfrastruktur

Information and Communication Technology (ICT)

Teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan berbagai system aplikasinya. Pada Negara-negara maju hamper semua kalangan dapat memetik manfaat dari kemjuan ini, bahkan menadi makmur karenanya. Tidaklah heran perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bagi Negara-negara maju identik dengan penguasaan ekonomi dunia.

Bagi Indonesia pemanfaatan teknologi dan komunikasi ini belum sebanding dengan Negara-negara sebagaimana disebutkan di atas, namun tetap menjadi salah satu pusat perhatian Pemerintah. Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menyiapkan beberapa langkah kebijakan dalam upaya mempercepat perkembangan teknologi ini. Bahkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara menelorkan kebijakan sebagai pijakan aplikasi teknologi ini bagi kalangan Pemerintah.

Pada kenyataannya, sampai pada saat ini belum ada pemerintah Daerah yang dapat mengembangkan jaringan infrastruktur informasi dan komunikasi secara menyeluruh, sekaligus memanfaatkan secara penuh keberadaannya bagi peningkatan kualitas pelayanan publik. Pemerintah Kabupaten Jembrana memandang pembangunan infrastruktur ini sangat setrategis sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan efektifitas pemerintah, sebagai media pembelajaran bagi masyarakat luas menuju masyarakat Jembrana yang berbasis pengetahuan (knowledge based society).

A. Pembangunan Infrastruktur

Berbicara mengenai pembangunan infrastruktur jaringan teknologi informasi dan komunikasi Pemerintah Kabupaten Jembrana, tidak dapat dilepaskan dari komitmen pimpinan dan kerjasama dengan lembaga Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Ceritanya diawali pada tahun 2001 ketika cara pandang terhadap TIK mulai bergeser dari semua menggunakan mesin ketik manual menuju komputer dan dari komputer-komputer yang berdiri sendiri (stay alone) menjadi sebuah jaringan.

Setelah dirasakan manfaatnya muncul umpan balik dari Bupati bahwa jaringan kecil yang menghubungkan pejabat tinggi Pemkab saja tidak akan banyak manfaatnya bagi kemajuan tugas-tugas pemerintahan. Jaringan itu haruslah bisa menjangkau setiap unit kerja lingkup Pemkab Jembrana. Pelan tapi pasti serta yang pasti butuh waktu dan biaya jaringan on line seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah akhirnya bisa tersambung dalam Lokal Area Network dan Wide Area Network.

1. Jaringan Lingkup Pemkab

Adalah sebuah keuntungan bagi Pemerintah Kabupaten Jembrana yang memiliki pusat pemerintahan terpadu. Hampir semua Badan, Dinas, Kantor dan Sekretariat Daerah bahkan Sekretariat DPRD berada pada satu kawasan (Civic Center). Dengan demikian pembangunan jaringan menjadi relatif mudah dan murah. Untuk menghubungkan komputer satu dengan lainnya pada lingkup Pemkab Jembrana cukup dilakukan dengan sambungan kabel. Ini mengingat jarak terjauh dari server (Network Operating Center) dengan klien tidak lebih dari seratus meter.

Sementara itu untuk SKPD yang berada di luar kawasan Civic Center harus dibangun dengan fasilitas tower triangle 30 meter dan dihubungkan dengan radio wireless. SKPD yang berada di luar Civic Center adalah Kantor Diklat dan Bappeda.

Pembiayaan untuk membangun jaringan ini menjadi relatif murah karena disamping karena jaraknya dekat, juga karena dilakukan dengan sistem swakelo. Hal ini didukung oleh keinginan besar untuk memberdayakan potensi Aparatur Pemerintah lokal agar bisa melakukan alih teknologi sehingga lebih mandiri.

Pembangunan jaringan dalam arti perluasan jaringan sampai kepada level staf terus dilakukan sesuai dengan permintaan atas pertimbangan kebutuhan SKPD. Dengan kemungkinan perluasan jaringan sampai pada level staf diharapkan penguasaan komputer dan bekerja dengan komputer dengan fasilitas jaringan akan semakin tinggi, sekaligus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat akan kualitas pelayanan.

2. Jaringan Kabupaten Jembrana

Jaringan Jimbarwana Network (J-Net) pada saat ini sudah tersebar sampai pada tingkat Sekolah Dasar, setelah sebelumnya menjangkau Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Rumah Sakit/Puskemas. Untuk membangun jaringan yang luas itu, dibutuhkan pengaturan infrastruktur jaringan yang baik, dimana perlu dibangun jaringan induk (backbone) sampai kepada pengguna (client).

a. Backbone

Pembangunan jaringan induk (backbone) menjadi infrastruktur terpenting dari jaringan besar jaringan J-Net. Jaringan ini menjadi penopang utama dari berfungsinya seluruh jaringan. Bila backbone mengalami kerusakan, maka dapat dipastikan jaringan menuju ke client menjadi terputus. Karena itu pemilihan perangkat backbone menjadi sangat penting. Jaringan backbone Kabupaten Jembrana ditopang oleh perangkat teknologi tinggi Speed LAN yang sudah menjadi standar militer USA.

Pembangunan jaringan induk (backbone) J-Net dimulai dari Pusat Pemerintahan Kabupaten yang berhubungan dengan Network Operating Center (NOC). Dari Pusat Pemerintahan jaringan backbone memancarkan signal ke dua arah yang berbeda. Ke arah timur mengarah kepada Kantor Camat Mendoyo, selanjutnya dari Camat Mendoyo mengarah ke Camat Pekutatan. Camat pekutatan merupakan wilayah Kecamatan paling timur dari Kabupaten Jembrana.

Sementara itu ke arah barat backbone mengarah kepada Kantor Camat Melaya, yang karena pertimbangan alam harus dibangun repeater di Kantor Desa Manistutu. Dari Kantor Camat Melaya menuju ke Kantor Lurah Gilimanuk, juga karena pertimbangan alam harus dibangun repeater di Pura Segara Rupek.

Seiring dengan bertambahnya client, jaringan backbone yang ada sekarang dipandang sudah tidak mencukupi lagi. Karena itu penting untuk dipertimbangkan penambahan backbone terutama ke arah selatan, dari Pusat Pemerintahan Kabupaten menuju daerah Pengambengan.

b. Client

Sejak mulai dibangun Maret 2007 pembangunan J-Net meningkat sangat pesat. Client dalam artian pengguna jaringan satu lokasi kantor dapat dirinci sbb:

1. Kecamatan 5
2. Desa/Kelurahan 51
3. Sekolah Dasar 130
4. Sekolah Menengah Pertama 12
5. Sekolah Menengah Atas 2
6. Rumah Sakit 1
7. Puskesmas 1
8. Jimbarwana TV 1
9. Agro Techno Park 1
10. Laboratorium Pertanian 1
11. Telecenter 3
12. Pemerintah Kabupaten 20

Jumlah 228

Jumlah di atas belum termasuk jaringan komputer yang tersebar di semua Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Ke depan pertambahan jumlah client tidak bisa dihindari akan terus bertambah. Ini terbukti dengan masih tersedianya 100 radio wireless yang siap dipasang di sekolah-sekolah pada tahun ini juga. Dengan demikian semua sekolah negeri pada tahun 2009 ini akan tersambung dengan J-Net.

Pembuatan infrastruktur jaringan komputer di Kabupaten Jembrana menggunakan konsep DMZ (De Militerized Zone) dimana semua server utama diletakkan pada daerah bebas gangguan keamanan yang diapit oleh dua firewall. Firewall pertama merupakan eksterior firewall yang menggunakan perangkat bridge firewall (diletakkan pada NOC). Pada gateway diberikan fasilitas VPN (Virtual Private Network) untuk menjaga kerahasiaan pengiriman data, baik voice maupun non voice dari dan ke luar jaringan Kabupaten Jembrana. Sedangkan dari sisi komputer client diberi software VPN Client.

Firewall kedua diletakkan pada sisi intranet yang dilengkapi juga dengan VPN server yang dipasang pada router. Fungsi VPN adalah untuk menjamin kerahasiaan pengiriman data karena antara NOC dan client duhubungkan dengan menggunakan wireless yang keamanannya masih sangat rendah.

c. Skema Jaringan

Pembangunan jaringan J-Net telah merambah wilayah terjauh dari Kabupaten Jembrana, dari Desa Pengeragoan di wilayah timur berbatasan dengan Kabupaten Tabanan sampai di Kelurahan Gilimanuk, wilayah paling barat yang berbatasan dengan selat Bali. Adapun gambar jaringan J-Net Kabupaten seperti gambar di bawah ini:

Skema jaringan J-Net per cluster adalah seperti gambar di bawah ini:
Kecamatan Pekutatan


Kecamatan Mendoyo


Kecamatan Negara


Kecamatan Melaya


d. Topologi Jaringan

Topologi menguraikan layout aktual dari perangkat keras jaringan, sedangkan topologi logika menguraikan perilaku komputer dalam jaringan dari sudut pandang operator, dalam hal ini manusianya yaitu topologi fisik. Pada umumnya jaringan menggunakan satu atau lebih topologi fisik. Topologi fisik meliputi: BUS, STAR, dan RING.

Topologi yang digunakan pada masing-masing instansi di Pemerintahan Kabupaten Jembrana adalah STAR. Dalam topologi STAR sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Semua kontrol dalam topologi STAR dipusatkan pada satu titik yang dinamakan stasiun primer dan terminal lain sebagai stasiun sekunder. Pemilihan topologi STAR adalah karena apabila ada satu komputer error/crash maka tidak akan mengganggu jalannya komputer lain. Selain itu juga karena adanya kontrol terpusat sehingga memudahkan dalam mendeteksi error.

3. Dukungan bandwidth

Untuk menunjang operasional J-Net Pemerintah Kabupaten Jembrana memanfaatkan bandwidth yang dibantu oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dalam program Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas). Pada awalnya program bantuan Jardiknas ini langsung ditujukan kepada Dinas yang menangani bidang pendidikan, kemudian rencananya diarahkan menuju salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Dalam evaluasi, dipandang bahwa cara ini kurang efektif karena tidak mampu menyentuh kepentingan masyarakat (dunia pendidikan) banyak. Karena itu kemudian manajemen Jardiknas untuk tingkat Kabupaten Jembrana dialihkan kepada Dinas yang menangani teknologi informasi. Semua perangkat keras yang menjadi bagian dari program Jardiknas dipusatkan pada NOC Kabupaten.

Sejak awal sampai saat ini besaran bandwidth yang dibantu oleh Depdiknas adalah 1 Mbps. Sedangkan bandwidth untuk operasional situs web Pemkab Jembrana (www.jembranakab.go.id) masih disediakan dari rekanan lokal sebesar 256 Kbps.

B. Pembiayaan

Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi Pemerintah Kabupaten Jembrana memerlukan biaya yang sangat besar. Ini barangkali menjadi sebuah pertanyaan besar bagi pemerhati ICT, bagaimana Jembrana mengelola APBD yang relatif kecil itu untuk bisa membangun infrastruktur jaringan yang begitu besar. Sementara banyak daerah lain yang memiliki APBD jauh lebih besar tetapi belum berhasil membangun e-Government dengan baik.

Semua ini karena manajemen keuangan Kabupaten Jembrana untuk pembangunan ICT ini menggunakan strategi gotong royong (sharing) pembiayaan. Desa mengalokasikan biaya pembangunan ICT ini dalam APBDes yang dananya bersumber dari APBD melalui dana ADD (Alokasi Dana Desa). Sekolah Dasar mengalokasikan biaya pembangunan ICT ini dari DAK (Dana Alokasi Khusus) pendidikan. Kelurahan dan Kecamatan menganggarkan dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran masing-masing yang bersumber dari APBD Kabupaten Jmebrana.

Biaya operasional pemeliharaan perangkat keras yang tidak menjadi kewenangan masing-masing instansi pengguna jaringan, dibiayai oleh Dinas yang menangani ICT. Demikian juga biaya pemeliharaan dan peningkatan kapasitas perangkat-perangkat yang ada di NOC.

C. Sistem Perangkat Lunak dan Aplikasi

  1. Operating System (Linux/IGOS dan Open Office)
  2. Telepon VOIP (Voice Over Internet Protocol)
  3. Net Meeting (Ekiga)
  4. Kantaya
  5. SIMDA
  6. Demografi (Pelaporan Desa)
  7. SMS Center
  8. Akases Intranet Kabupaten Jembrana
  9. Akses Internet