TANAM RIBUAN MANGROVE UNTUK KEMBALIKAN EKOSISTEM DESA

Desa Budeng – Jembrana sudah lama dikenal sebagai sentra perikanan darat. Didesa yang berjarak 8 km dari pusat kota Negara ini dahulu banyak ditemui tambak-tambak pembiakan udang maupun perikanan air tawar. Tapi ternyata tidak hanya itu , ditempat ini juga banyak tanaman mangrove yang terkenal akan fungsinya dalam melindungi abrasi. Namun kini berangsur-angsur jumlah mangrove kian menyusut. Selain karena pembabatan berlebihan dari oknum tak bertanggung jawab juga disebabkan aktivitas saat memancing dan mencari ikan yang merusak. Akibat makin sedikitnya lahan mangrove yang ada bisa dipastikan berimbas terhadap ekosistem asalnya. Ikan ,kepiting yang dulu gampang dicari sebagai salah satu mata pencaharian warga menjadi sulit didapat. Dari kerusakan ini ternyata berimbas terhadap kehidupan ekonomi sebagaian warga desa Buideng.

Karena kesadaran sekaligus kecintaan akan desanya itu , muncul kelompok pecinta mangrove yang bernama KBR Wanamerta dengan jumlah anggota sebanyak 20. Kelompok ini diketuai oleh Putu Madiyasa, dengan sebagian besar anggota bermata pencaharian sebagai petani. Madiyasa menuturkan, sekitar tahun 1980an dulu, desanya sangat kaya akan tanaman mangrove. Keberadaan mangrove ini juga mengundang hidupnya hewan lainnya seperti udang, kepiting serta ikan air tawar yang sangat bermanfaat bagi kehidupan nelayan kecil.

Namun kini populasi mangrove ditempatnya kian berkurang. Dirinya mensinyalir kerusakan itu disebabakan berbagai aktivitas ilegal memancing dengan bom ikan,serta penebangan secara berlebihan, mengingat kayu mangrove bisa dimanfaatkan untuk bahan jaring tambak maupun kayu bakar. Selain itu menurutnya, kerusakan juga dapat disebabkan oleh aktivitas pengembalaan sapi yang diberikan bebas berkeliaran memakan tanaman mangrove yang ada. Karena itu berbagai langkah telah dilakukan kelompoknya untuk menjaga kelestarian mangrove diantaranya aktif melakukan pembibitan dan penanaman mangrove . Terkadang aktivitas penanaman ini juga menggandeng pihak lain seperti desa dan anak-anak sekolah.

Seperti pada saat penanaman 2000 pohon mangrove bertempat banjar Delod Pangkung Desa Budeng, sabtu (25/1), dengan menggandeng kelompok sispala SMPN 1 Mendoyo. Bahkan keterlibatan anak-anak sekolah tidak hanya terbatas pada saat penanaman bibit saja namun juga bagaimana perkembangan dan perawataannya , sebagai salah satu materi ekstrakurikuler disekolahnya.

Turut hadir dalam acara itu Bupati Jembrana I Putu Artha, Kepala Dinas kepala Kelautan Perikanan dan Kehutanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa serta kepala desa Budeng Putu Libra Setiawan yang turut serta menanam ketengah-tengah areal mangrove. “ Mimpi kami sederhana , bagaimana agar jumlah mangrove didesa kami lebih banyak lagi serta tumbuhnya kesadaran masyrakat akan pentingnya tanaman ini , “ungkap Madiyasaselaku ketua kelompok.

Hal yang senda juga diungkapkan oleh Kepala Dinas kelautan Perikanan dan kehutanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa,yang mengaku kelestarian tanaman mangrove merupakan salah satu prioritas dalam dinas yang dipimpinnya . Bahkan untuk mendukung komitmen ini, sudah ada SK Bupati Jembrana yang menetapkan zona pengembangan kawasan konversi di Jembrana. Kawasan ini mencakup wilayah perairan ( dilaut dan darat, didalamnya termasuk mangrove ) serta laut (terumbu karang). “ Untuk kawasan mangrove di Jembrana saat ini tercatat dikisaran 95 hektare. Tujuan akhirnya tidak hanya sebatas pelestarian tapi nantinya ekosistem yang sudah terjaga ini bisa dikembangkan menjadi wisata desa ,“ujar Maharibawa

Sebagai insentif dalam pengembangan sekaligus pelestarian tanaman mangrove ini, pihaknya juga menyediakan dana bantuan bagi kelompok dalam program kebun bibit rakyat berupa bantuan bibit senilai Rp 50 juta .Selain itu juga disediakan biaya tanam sebesar Rp 32 juta sehingga per satu pohon ditanam dihargaisebesar Rp 1500. ( abhi/Humas Jembrana)

Kembali
Sarana
  
Moda Suara
  
Perbesar Teks
  
Perkecil Teks
  
Skala Abu - Abu
  
Kontras Tinggi
  
Latar Gelap
  
Latar Terang
  
Tulisan Dapat Dibaca
  
Garis Bawahi Tautan
  
Rata Tulisan
  
Atur Ulang